Salam ..
Didalam
tafsir Al-Qurthubi (Al-Qurthubi, 2009, hal. 850) dan tafsir Al-Misbah
(Shihab, 2002, hal. 53) bahwa menerangkan
ayat yang lalu memberi perumpamaan tentang amal-amal orang kafir, yakni debu
yang ditiup angin yang keras dan dihempaskan angin pada saat terjadi badai.
Tidak senada dengan tafsir Al-Maragi (Al-Maragi, 1992, hal. 279) dalam ayat terdahulu
Allah telah menjelaskan keadaan orang-orang durhaka, kesudahan mereka dan
berbagai kesusahan didalam neraka yang mereka tidak dapat menyelamatkan diri
daripadanya.
Setelah
Allah merumpamakan didalam firman-Nya perumpamaan pada orang-orang kafir, kini
saatnya perumpamaan bagi orang-orang mukmin didalam Surat Ibrahim ayat 24, maka
penjelasan tafsir Al-Misbah (Shihab,
2002, hal. 53) ,
tafsir Al-Qurthubi (Al-Qurthubi, 2009,
hal. 851) ,
tafsir Ibnu Katsir (Abdullah, 2004, hal.
538) ,
tafsir Al-Maragi (Al-Maragi, 1992, hal.
278)
dan tafsir Fi Zilalil Quran (Sayyid, 2008, hal. 96) bahwa mengumpamakan
orang-orang mukmin dalam ayat ini yaitu Pohon yang baik yang selalu
mengeluarkan Kalimat yang baik yaitu La Ilaaha Illallah.
Penjelasan lebih jelasnya bahwa maksud kalimat yang baik
yakni Keimanan dan Pohon yang baik yakni orang-orang mukmin, maka tafsir Ibnu
Katsir (Abdullah, 2004, hal.
538)
Perumpamaan kalimat yang baik yaitu kalimat Laa ilaaha illallah seperti pohon
yang baik yang selalu ada didalam hati orang mukmin. Lebih diperjelas pada
tafsir Al-Qurthubi (Al-Qurthubi, 2009,
hal. 850-851)
bahwa disebutkan Kalimat yang baik adalah Laa Ilaaha Illallah dan pohon yang
baik adalah orang yang beriman, dimana makna asal kalimat itu adalah sesuatu
yang terdapat didalam hati orang-orang mukmin, yaitu keimanan.
Setelah Allah merumpamakan orang-orang mukmin dan orang-orang
mkmn itu akan? maka ayat berikutnya Allah menjelaskan didalam tafsir Fi Zilali Quran (Sayyid, 2008, hal. 96) , tafsir Al-Qurthubi (Al-Qurthubi,
2009, hal. 856)
dan tafsir Al-Misbah (Shihab, 2002, hal. 54) bahwa makna dari
pohon yang berbuah setiap musim yaitu ketika manusia menanamkan dalam hatinya
sebuah keimanan maka akan selalu ada dalam dirinya keteguhan hati, kekokohan
hati, kekuatan hati terhadap tuhan yang maha esa, tidak ada yang menyerupai
Dia, tidak menyekutukan Allah maka ketika ada pengaruh-pengaruh yang jahil,
hati seorang mukmin tidak akan tergoyahkan.
Tidak
hanya perumpamaan bagi orang-orang mukmin saja, meskipun Allah didalam
ayat-ayat terdahulu sudah menjelaskan perumpamaan orang-orang kafir yang
diibaratkan debu, maka ayat berikutnya Allah merumpamakan kembali, dalam tafsir Ibnu Katsir (Abdullah, 2004, hal.
539)
kalimat yang buuk merupakan perbuatan kekufuran yang seperti pohon yang buruk
yakni orang-orang kafir dimana perumpamaan kekafiran orang kafir yang tidak
memiliki dasar dan tidak mempunyai keteguhan bagaikan pohon al-hanzhal yang
buahnya pahit dan menyebabkan mencret atau juga dinamakan asy-syaryan yang
telah dicabut dengan akar-akarnya.
Kemudian, ayat berikutnya Allah
menjadikan orang-orang mukmin tersebut mempunyai perbedaan tersendiri dibanding
orang-orang kafir yakni didalam
tafsir Al-Misbah (Shihab, 2002, hal. 56) yakni kalimah yang
baik sepeti pohon yang baik kalau masuk ke hati, sehingga mereka selalu
konsisten menghadapi segala ujian dan cobaan didunia dan akhirat. Tidak senada
dengan tafsir Al-Qurthubi (Al-Qurthubi, 2009, hal. 859) bahwa orang-orang
yang mukmin akan meneguhkan hatinya dengan keimanan, ketika apapun kapan pun
dan dimana pun mereka terus teguh dalah keimaanannya, maka ketika didalam
kuburan ditanya oleh malaikat, “Siapa Tuhan-Mu? Maka orang-orang mukmin itu
menjawab “Tuhanku adalah Allah”, itulah jawaban orang-orang yang mukmin yang
selalu dalam hatinya keteguhan keimanan. Begitulah Allah yang maha Adil dan
Hakim.
Penulis:
Mahasiswa Ilmu Pendidikan Agama Islam
Universitas Pendidikan Indonesia
Kota Bandung
No comments:
Post a Comment