Keistimewaan Usia 40 Tahun dalam Islam, Banyak Nabi yang Diutus Rasul pada Usia 40 Tahun


40 tahun ada ungkapan dalam bahasa inggris “Life Begins at Forty” hidup baru nendang setelah usia 40 tahun. Dalam al-Quran juga ada, bahwa :

Artinya : Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila Dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang berserah diri". (Al-Ahqaf : 15)



Menurut tafsir Ath-thabari (abu ja’far, 2009, ) pada usia ini manusia mencapai puncak pada kehidupannya atau pada kematangan hidupnya. Bisa dilihat dari segi:
          Fisik
          Intelektual
          Emosional
          Karya
          Spiritual

Nah pada usia ini, manusia telah meninggalkan masa mudanya dan beralih menapaki usia dewasa penuh. Tidak heran pada kehidupan nabi bahwa nabi diutus pada usia 40 tahun. Kecuali nabi isa dan nabi yahya.

Pada pejabat negara juga, banyak penjabat yang menduduki pada usia 40 tahun, contohnya Soekarno jadi presiden 44 tahun, Soeharto 46 tahun dsb.
Dalam sabda nabi shahi HR Ahmad juga, bahwa keistimewaan 40 thun adalah Allah akan meringankan hisabnya (perhitungan amalnya).

Jadi kata Ahmad Syarifudin dalam bukunya pada usia 40 tahun harus:
1. Meneguhkan tujuan hidup
2. Meningkatkan daya spiritualisme
3. Menjadikan uban sebagai peringatan
4. Memperbanyak bersyukur
5. Menjaga makan dan tidur
6. Menjaga konsistensi dan kontinuitas


Kehidupan yang sesungguhnya memang usia 40 tahun, tetapi pada saat itu kita juga mulai cekot-cekot, reumatik, rabun, dan kecenderungan pikun.

No comments:

Post a Comment