Penyakit Yang Timbul Akibat Sakit Kepala


Sakit kepala yang secara medis dikenal sebagai cephalalgia (baca:cephalgia) merupakan masalah kesehatan yang paling sering terjadi pada hampir setiap orang. Karena seringnya terjadi, terkadang kita menganggapnya menjadi suatu hal yang biasa.
Bukan menakut-nakuti, sebenarnya sakit kepala yang dianggap ringan ini bisa merupakan salah satu gejala dari penyakit yang lebih besar.
Sakit kepala dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu sakit kepala yang disebabkan oleh disfungsi atau aktifitas yang berlebihan dari fitur-fitur yang sensistif terhadap sakit kepala dan sakit kepala yang disebabkan oleh penyakit yang mendasar. Golongan kedua malah lebih jarang terjadi.
Agar kita tidak salah dalam menerka-nerka parah tidaknya penyakit kepala yang kita alami, maka perlu kita ketahui jenis dan ciri-cirinya sampai pemeriksaan diagnostiknya.
1. Sakit kepala yang disebabkan oleh ketegangan otot
Ciri-cirinya adalah sering sakit kepala, nyeri kadang timbul kadang hilang, dirasakan di kepala bagian depan dan belakang. Pemeriksaan dilakukan untuk menghilangkan penyakit fisik.
2. Migren
Cirinya adalah nyeri dimulai di dalam dan di sekitar mata, menyebar ke kepala, biasanya ke salah satu sisi atau bisa kedua sisi kepala, berdenyut, kadang disertai dengan mual, muntah dan tidak nafsu makan. Pemeriksaannya dilakukan CT scan atau MRI atau diberikan obat migren sementara untuk melihat efeknya.
3. Cluster
Ciri-cirinya serangannya singkat, hanya sekitar 1 jam. Nyeri yang amat sangat dirasakan di satu sisi kepala.Disertai dengan pembengkakan mata , mata berair pada sisi yang sama dengan nyeri, hidung meler. Sakit kepala jenis ini terutama dialami oleh pria. Tindakan yang dilakukan adalah memberikan obat migren utk melihat efeknya.
4. Tekanan darah tinggi atau Hypertensi
Tekanan darah tinggi atau Hipertensi jarang menyebabkan sakit kepala, kecuali pada hipertensi yang berat karena adanya tumor di kelenjar adrenal. Ciri-cirinya berdenyut dirasakan di kepala bagian belakang. Pemeriksaannya dilakukan analisa kimia darah dan pemeriksaan ginjal.
5. Kelainan mata atau Iritis Glaukoma
Ciri-cirinya nyeri dirasakan di kepala bagian depan atau di dalam dan seluruh mata. Rasanya bisa memburuk bila mata dalam keadaan lelah. Pemeriksaan mata harus dilakukan.
6. Kelainan Sinus
Ciri-ciri sakit yang dirasakan adalah nyeri yang bersifat akut atau sub akut, dirasakan di bagian kepala bagian depan, biasanya memburuk di pagi hari, membaik di siang hari, biasanya memburuk dalam keadaan dingin atau lembab. Pemeriksaan diagnostik yang dilakukan adalah Rontgen sinus.
7. Tumor otak
Nyeri baru dirasakan, hilang-timbul, sifatnya dari ringan sampai berat, dirasakan di satu titik atau di seluruh kepala. Dirasakan juga kelemahan di salah satu sisi tubuh, kejang, gangguan penglihatan, kemampuan berbicara hilang, muntah dan perubahan mental. Harus dilakukan MRI atau CT scan.
8. Infeksi otak atau abses
Ciri-cirinya hampir sama dengan tumor otak, namun sebelumnya penderita mengalami infeksi telinga, sinus atau paru-paru atau penyakit jantung rematik atau jantung bawaan. Pemeriksaan diagnostiknya dengan MRI atau CT Scan.
9. Infeksi pada jaringan di sekitar otak atau meningitis
Ciri-cirinya adalah nyeri baru dirasakan, berat, menetap, dirasakan di seluruh kepala, terus ke leher, disertai demam, muntah dan sebelumnya mengalami nyeri tenggorokan atau infeksi pernapasan, leher terasa kaku, sulit ditekuk. Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan darah dan fungsi lumbal.
10. Hematoma subdural
Cirinya hampir sama dengan meningitis, namun nyerinya tidak menetap. Sebelumnya telah terjadi cedera, bisa disertai penurunan kesadaran. MRI atau CT Scan dilakukan.
11. Perdarahan Subaraknoid
Nyeri baru dirasakan, menyebar, hebat dan menetap, kadang dirasakan di dalam dan di sekitar mata, kelopak mata turun. MRI atau CT Scan dilakukan, bila hasilnya negatif harus dilakukan pungsi lumbal.
12. Sifilis, Tuberkulosis, Kriptokokosis, Sarkoidosis, Kanker
Cirinya nyeri bersifat tupul sampai berat, dirasakan di seluruh kepala atau di puncah kepala, disertai demam namun tidak terlalu tinggi. Ada riwayat Sifilis, Tuberkulosis, Kriptokokosis, Sarkoidosis atau Kanker pada penderita. Pemeriksaan diagnostik yang dilakukan adalah pungsi lumbal.

No comments:

Post a Comment